Peristiwa
Bandung Lautan Api adalah
peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa
Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam,
sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota
menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk
mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk
dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam perang
kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa
Bandung Lautan Api terjadi
karena pasukan Inggris mulai memasuki kota Bandung sejak pertengahan bulan
Oktober 1945. Di Bandung, pasukan Inggris dan NICA melakukan teror terhadap
rakyat sehingga mengakibatkan terjadinya pertempuran. Menjelang bulan
November 1945, pasukan NICA semakin merajalela di Bandung. Setelah
masuknya tentara Inggris yang berasal dari satuan NICA memanfaatkannya untuk
mengembalikan kekuasaannya atas kota Bandung. Hal ini menyebabkan
semangat juang rakyat dan para pemuda yang tergabung dalam TKR dan badan-badan perjuangan
lainnya semakin berkobar.
Pertempuran
besar dan kecil terus berlangsung di Bandung. Malapetaka lain juga terjadi di
Bandung, yaitu dengan jebolnya bendungan Sungai Cikapundung yang menimbulkan
bencana banjir besar di kota Bandung. Peristiwa itu terjadi pada malam hari
tanggal 25 November 1945. Pada saat itu kota Bandung dibagi menjadi dua, yaitu
pasukan Sekutu menduduki daerah Bandung Utara dan Bandung Selatan menjadi
daerah Republik Indonesia. Jebolnya tanggul sungai itu dikaitkan dengan aksi teror
yang dilakukan oleh NICA sehingga menimbulkan amarah rakyat dan mereka
melakukan aksi pembalasan.
Sejarah Bandung
Lautan Api
Sesuai
dengan kebijakan politik diplomasi, pihak Republik Indonesia mengosongkan
daerah Bandung Utara. Namun, karena Sekutu menuntut pengosongan sejauh sebelas
kilometer dari Bandung Selatan, akibatnya meletus pertempuran dan aksi bumi
hangus di segenap penjuru kota. Kota Bandung terbakar hebat dari batas timur
Cicadas sampai dengan batas barat Andir. Satu juta jiwa penduduk kota Bandung
menyingkir ke luar kota. Pada tanggal 23 dan 24 Maret 1946 mereka meninggalkan
kota Bandung yang telah menjadi lautan api. Peristiwa itu diabadikan dalam lagu
Halo-Halo Bandung. Tokoh pejuang dalam pertempuran Bandung itu, di antaranya:
Aruji Kertawinata, Sutoko, Nawawi Alib, Kolonel Hidayat, Oto Iskandardinata,
dan Kolonel A.H. Nasution (Panglima Divisi Jawa Barat).
Pahlawan
Bandung Selatan
Sementara
itu, benteng NICA yang terletak di Dayeuh Kolot, Bandung Selatan dikepung oleh
para pejuang Bandung sebagai taktik menghancurkan daerah itu. Dalam pertempuran
itu, seorang pemuda yang bernama Toha siap berjibaku untuk menghancurkan gudang
mesiu dengan membawa alat peledak. Toha menyelundup dan meledakkan diri
sehingga hancurlah gudang mesiu milik NICA. Toha gugur dalam menjalankan
tugasnya untuk bangsa dan Negara. Peristiwa tersebut difilmkan dengan judul
Toha Pahlawan Bandung Selatan. Sebagai peringatan kejadian ini juga telah
dibangun tugu Bandung lautan api.